Toni Harsono dan Dalang Purwanto memperagakan Wayang Potehi.
FOTO : Rahmat Sularso Nh.
|
JOMBANG, beritajombang.net - Mempelajari mendongeng sebagai wahana pembelajaran di sekolah tidak melulu harus mendatangkan praktisi mendongeng. Dalam Kenduri Karya #1 belajar mendongeng bisa mempelajari dari pengalaman pertinjukan Potehi. Terdapat suatu sisi yang unik dalam Potehi, kesenian asli dari negeri tirai bambu tersebut saatbini mampu diterima masyarakat pribumi. Bahkan pelakunya sudah bukan lagi masyarakat Tionghua. Melain masyarakat pribumi yang berada di seputar Klenteng (Tempat Beribadah) yang telah lama melihat dan menggemari.
"Dalang Potehi sekarang banyak asli orang Jawa," terang Toni Harsono.
Pelesapan cerita yang mudah di cerna masyarakat menggunakan beberapa bahasa. Seperti Bahasa Cina, Indonesia dan Jawa. Dengan begitu walaupun masyarakat pribumi yang menyaksikan pertunjukan Wayang Potehi. Meski cerita yang panjang hingga menghabiskan wakyu berbulan-bulan penonton tidak lelah.
Purwanto, "Daya tariknya terdapat pada gerakan boneka dan ceritanya."
Beberapa cerita Potehi sudah banyak di ketahui dalam beberapa serial televisi. Namun jika menyaksikan langsung bersama melihat boneka Potehi samakin menambah daya menyimak pertunjukan potehi.
Keterampilan jemari memegang peranan penting dalam memainkan Potehi. Jari telunjuk masuk di bagian kepala, ibu jari dan tiga jari sebelah kanan/kiri jari telunjuk juga memegang tangan. Kemudian di gerakan menyesuaikan peranan.
"Potehi bisa dikembangkan menjadi bentuk lain. Bahkan masuk ke ranah pendidikan sangat mungkin," pungkas Toni Harsono.
Lebih lanjut Dalang Purnomo menambahkan sangat membantu pendidikan di sekolah. Jika menggunakan Potehi sebagai media pembelajaran. Peserta didik akan lebih mudah memahami materi. (lar)