BeritaJombang.Net Keluarga baru Phantom ini membuat heboh: DJI Phantom 3. Betapa tidak, RC drone tersebut dibekali fitur-fitur yang sebelumnya hanya ada di model “prosumer” seperti DJI Inspire One.
Namun, banderol harganya justru sangat kompetitif. Dalam sepekan terakhir ini penghuni Facebook Group DJI Phantom Indonesia [OFFICIAL] ramai membicarakan DJI Phantom 3. Quadcopter read-to-fly yang diluncurkan di New York, Munich, dan London sekaligus pekan lalu itu memang mengejutkan.
Mengejutkan karena fitur barunya banyak sekali, tapi harganya seperti dipangkas. DJI Phantom 3 seolah menjadi penerus Phantom 2 Vision+ dimana unit quadcopter, kamera, berserta gimbalnya ada di dalam satu boks. Untuk menerbangkannya, seorang “pilot” hanya butuh sebuah smartphone yang menyalurkan data video dari kamera di pesawat.
Sistem ini disebut first person view atau FPV. DJI Phantom 3 yang mengusung warna emas seperti iPhone 6 itu hadir dalam dua model. Yakni tipe Professional dengan kamera video 4K/30 fps, serta model Advanced dengan kamera 1080p/60 fps. Harga kedua model dengan resolusi gambar 12 MP itu adalah USD1259 dan USD999.
Tapi, bukan cuma kamera dan harga yang membuat pehobi drone gerah. Phantom 3 memiliki banyak sekali perbaikan dibanding model Phantom 2 Vision+. Yang pertama, adalah sensor sonar untuk membuat drone stabil saat terbang di dalam ruangan, serupa milik DJI Inspire One.
Sebelumnya, hanya pilot terlatih yang bisa menerbangkan Phantom 2 diruangan karena terlalu berisiko. Oleh DJI, fitur GPS juga diperbaiki, untuk mencegah Phantom fly away (kehilangan kendali). Bekerja sama dengan Glonass (satelit militer milik Rusia), maka lebih banyak GPS yang akan mengunci posisi Phantom 3. Teorinya, Phantom 3 akan lebih stabil.
Pilot pemula juga dimudahkan lewat auto take-off dan landing (fitur lain yang diwariskan dari Inspire One). Cukup tekan satu tombol, maka pesawat akan mengudara atau mendarat dengan mudah. Nah, fitur yang paling menarik adalah teknologi streaming video dari Phantom ke smartphone yang sebelumnya menggunakan Wi-fi dan perangkat booster di Vision+, lagi-lagi memakai teknologi DJI yang disebut Lightbridge.
Dengan teknologi tersebut, pengguna hanya perlu menghubungkan tablet atau smartphone (Android atau iOS) ke remote kontrol melalui USB, maka video beresolusi 720p HD langsung dapat dialirkan dari kamera Phantom 3 yang sedang terbang ke smartphone hingga jarak hampir 2 km. Sebelumnya, Lightbridge ini harus ditebus senilai USD1.000 oleh pengguna Phantom 2.
Streaming video HD itu dimaksimalkan DJI untuk melakukan live stream dari Phantom 3 langsung ke YouTube menggunakan jaringan data. Seorang pilot, misalnya, dapat streaming langsung kegiatan terbangnya di acara Car Free Day (CFD) via YouTube kepada teman-temannya yang baru bangun dirumah.
Hasil rekaman video yang dianggap oke hanya perlu dipindai, dan langsung diedit menggunakan aplikasi Director untuk ditambahkan musik dan di-share seketika ke YouTube. Kamera di Phantom 3 juga jauh lebih baik dibanding Phantom 2 Vision+. Antara lain lewat sensor Sony EXMOR 1/2.3 inci, bukaan f/2.8 dengan sudut 94 derajat sehingga tidak terlalu “fisheye” seperti Vision+ yang 140 derajat dan banyak dikeluhkan pilot.
Pengguna juga dapat menyetel ISO, bukaan, kecepatan rana, langsung lewat ponsel. Secara total, lama terbang Phantom 3 diklaim mencapai 32 menit per baterai. ”Dalam mengembangkan generasi terbaru Phantom, DJI tetap berupaya memberikan pengalaman terbang terbaik dalam sebuah platform paling mudah dipakai,” ungkap pendiri dan CEO DJI Frank Wang dalam siaran resminya.
Pemesanan Phantom 3 dilakukan mulai akhir April ini. Kemungkinan masuk ke Indonesia pada bulan ini dengan kisaran harga 12juta dan 16juta untuk tipe Pro.Aji