Sebanyak 3 kwintal daging busuk di sita oleh polisi di salah satu pasar tradisional utara sungai brantas Jombang. (Foto : Rony Suhartomo) |
Jombang - Beritajombang.net - Polres Jombang dan Dinas Peternakan menggelar razia ke sejumlah pasar tradisional guna mengantisipasi beredarnya daging babi hutan atau celeng, Jumat (3/7/2015) dini hari. Namun bukannya daging celeng yang didapat, justru menemukan 300 kilogram daging sapi busuk yang dijual bebas di Pasar Ploso.
Seluruh daging tersebut kemudian disita petugas karena dianggap membahayakan. Polisi menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dalam membeli daging sapi.
Lokasi yang pertama kali didatangi petugas adalah Pasar Citra Niaga Jombang. Satu persatu lapak pedagang daging diperiksa. Mulai kondisi fisik, kadar air, hingga jenis dan kesegaran daging. Namun demikian petugas tidak menemukan daging yang dicurigai.
Selanjutnya, tim gabungan bergeser ke Pasar Ploso yang berlokasi di utara Sungai Brantas. Lagi-lagi, petugas menyisir serta melakukan pemeriksaan di masing-masing lapak pedagang. Nah, saat berada di lapak milik Roni Ashari (29), petugas mulai curiga. Karena petugas mendapatkan daging sapi dengan kadar air cukup tinggi. Dugannya, daging tersebut glonggongan.
Tak puas hanya itu. Polisi dan petugas Dinas Peternakan kemudian memeriksa lemari es atau freezer milik pedagang tersebut. Dari situ ditemukan satu karung daging sapi yang kondisinya sudah membusuk. Barang berbahaya itu lantas disita petugas sebagai barang bukti.
Ternyata kondisi serupa juga ditemukan di lapak milik pedagang lainnya, yakni sebanyak tiga karung lagi daging busuk disimpan dalam lemari es. Bahkan dalam temuan terakhir itu aroma busuk cukup menyengat. Sudah begitu warna daging sudah kehitaman.
"Dalam razia ini kami menemukan daging busuk. Seluruh daging tak layak konsumsi itu kami sita. Karena jika dibiarkan membahayakan konsumen," ujar Kepala Bagian Operasi (KBO) Satreskrim Iptu Sarwiaji di lokasi.
Meski ketahuan menjual daging berbahaya, namun para pedagang berdalih daging tersebut memang akan dibuang. Ketika didesak, mereka ganti beralasan bahwa daging itu dijual khusus untuk penjual soto. "Biasanya untuk campuran soto dan rawon," ujar Roni beralasan.