Bagi kebanyakan orang melangsungkan pernikahan dengan tenang merupakan dambaan. Tenang di sini berarti berlangsung lancar tanpa ada gangguan.
Namun hal tersebut tidak dapat dirasakan oleh sepasang mempelai, Beni dan Fitri. Pasangan yang sedang berbahgia itu harus menikah di tengah terjangan hujan deras yang mengguyur Kabupaten Jombang Sejak Kamis (31/12/2015) sore hingga malam pergantian tahun.
Namun demikian, pesta pernikahan di Gentengan Gg.5 Desa Pulo Lor Jombang tetap dilangsungkan. Tenda resepsi berukuran 3×6 meter dan berdiri di depan rumah orang tua itu pun didatangi pengunjung secara berganti. hujan yang mengguyur menghalani organ tunggal beraksi dengan biduannya yang mendendangkan lagu-lagu dangdut.
Bertepatan dengan pergantian tahun Resepsipun usai pada pukul 01.00 WIB, pasangan muda ini beristirahat untuk melanjutkan rangkaian acara esok harinya, namun ditengah istirahatnya mereka dikejutkan dengan air yang berasal dari sungai di belakang rumahnya meluap, tak ayal ritual malam pertamapun gagal digelar. “Mestinya ya malam ini juga di rumah isteri saya ini. Tapi karena masih banjir, ya mau enggak mau kami lakukan di rumah saya di Peterongan" ujar Beni sambil tersenyum.
Rohmat (50) warga Gentengan, mengungkapkan, banjir terjadi sekitar pukul 02.30 WIB. dimana ketingian mencapai satu meter atau sepinggang orang dewasa.
Menurutnya, banjir ini akibat derasnya hujan yang mengguyur Jombang dan sekitarnya, Sungai yang berada di desa barat pabrik gula Djombang Baru tersebut tidak mampu menahan debit air yang meninggi, tanggul yang dibangun oleh pemerintahpun hanya setinggi 50cm dari bibir sungai.
Alhasil air sungai meluber dan menggenangi ratusan rumah mulai dari Gentengan hingga perumahan Sambong. (lw2)