Headlines News :
.

Bidik 30 Emas dan Masuk 10 Besar, Kabupaten Jombang Kirim 599 Atlet ke Porprov Jatim 2025

Berita Jombang.net - Menatap Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025, Kabupaten Jombang resmi melepas 599 atlet dan pelatih yang akan berlaga di ajang bergengsi tersebut. Prosesi pelepasan dilaksanakan pada Jumat, 20 Juni 2025, dengan harapan besar agar kontingen Jombang mampu masuk ke jajaran 10 besar.

Ajang Porprov yang akan berlangsung di wilayah Malang Raya pada 28 Juni hingga 5 Juli 2025 itu menjadi momen penting bagi Jombang untuk menunjukkan taji dalam bidang olahraga. Bupati Jombang, Warsubi, melalui sambutannya mengungkapkan optimismenya dan menetapkan target ambisius: merebut 30 medali emas.

Sebagai bentuk dukungan moril, Bupati Warsubi menyelipkan semangat lewat pantun:

Bangun tidur, minum air hangat
Sambut pagi, dengan cerita,
Atlet Jombang terus bersemangat
Tunjukkan prestasi raih juara.

Kontingen Jombang terdiri dari sekitar 250 atlet dan 50 pelatih yang akan berlaga di berbagai cabang olahraga. Salah satu yang menjadi sorotan adalah tim bela diri campuran (MMA), yang berjumlah enam atlet dan menargetkan tiga emas. Sebelum berangkat, para atlet MMA turut menggelar doa bersama, menandai pentingnya dukungan spiritual dalam perjuangan mereka.

Ketua KONI Jombang menyatakan bahwa seluruh elemen, termasuk organisasi perangkat daerah dan cabang olahraga (cabor), telah bersinergi demi kelancaran persiapan, akomodasi, serta pembinaan atlet. Ini merupakan langkah strategis agar target prestasi yang dicanangkan bisa diraih secara maksimal.

Dukungan penuh juga disampaikan oleh Bupati Warsubi melalui perwakilannya. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pengurus KONI dan cabor, serta mendorong agar pola pembinaan atlet terus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.

KONI Jombang sendiri menargetkan perolehan medali yang ambisius pada Porprov kali ini. Selain minimal 14 emas, 8 perak, dan 29 perunggu seperti capaian pada edisi sebelumnya, versi lain menyebutkan target meningkat menjadi 20 emas, 30 perak, dan 15 perunggu—total 55 medali yang menjadi incaran.

Dengan pelepasan kontingen ini, Kabupaten Jombang menegaskan komitmennya untuk terus berprestasi dan membangun olahraga daerah menuju level yang lebih tinggi.

Respons Cepat Abah Bupati Atasi Masalah Sosial Warga Jombang: Dua Kasus Mendapat Tindakan Langsung

Beritajombang.net - Langkah cepat kembali ditunjukkan oleh Bupati Jombang, H. Warsubi, dalam merespons langsung persoalan sosial yang mencuat di tengah masyarakat. Didampingi jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Abah Bupati—sapaan akrabnya—memastikan kehadiran pemerintah Kabupaten Jombang dirasakan oleh warga yang tengah dilanda musibah dan kemiskinan ekstrem.

Dua kasus sosial yang mendapat perhatian khusus adalah kebakaran rumah milik lansia berusia 85 tahun bernama Saudah di Dusun Jetak, Desa Sidokerto, Kecamatan Mojowarno. Serta, kondisi memprihatinkan rumah tak layak huni milik Poniti di Dusun Semanding, Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto.

*Tanggap Cepat Kebakaran di Mojowarno*
Kebakaran hebat melanda sebuah rumah milik seorang lansia di Dusun Jetak, Sidokerto, Rabu (18/6/2025) siang sekitar pukul 12.00 WIB. Api diduga berasal dari tungku api tradisional yang belum sepenuhnya padam.

Mengetahui kabar tersebut, Bupati Warsubi langsung memerintahkan BPBD dan Dinas Sosial Kabupaten Jombang untuk memberikan bantuan darurat serta melakukan pendataan kebutuhan material perbaikan. Kalaksa BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas, membenarkan bahwa timnya segera diterjunkan ke lokasi.

“Kami hadir bersama Dinsos untuk memberikan dukungan langsung, baik secara moral maupun material. Ini menjadi bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam setiap musibah warga,” tegas Wiku.

*Potret Nestapa di Rumah Poniti: Satu Ruang, Tirai Robek, dan Malam Panjang yang Basah*
Kondisi berbeda namun tak kalah menyayat terjadi di Dusun Semanding, Desa Sumbermulyo. Poniti, seorang ibu kepala keluarga, tinggal bersama dua anak laki-lakinya dalam rumah yang nyaris roboh. Rumah itu hanya terdiri dari satu ruangan besar tanpa sekat, dengan tirai robek sebagai pemisah seadanya. Lantai tanah menjadi becek kala hujan, dan perabotan pun nyaris tak ada.

“Saya cuma ingin rumah ini diperbaiki. Biar anak-anak saya bisa tidur tenang, tidak kehujanan,” ujar Poniti.

Lebih memilukan lagi, keluarga ini belum pernah menerima bantuan sosial dari pemerintah. Baik PKH, BPNT, maupun program rehabilitasi RTLH, semuanya belum pernah menyentuh kehidupan mereka.

Kepala Dusun Semanding, Mulyadi, membenarkan kondisi yang dialami keluarga Poniti dan menyatakan telah beberapa kali menyampaikan laporan ke pihak desa maupun kecamatan.

“Kami bersyukur, akhirnya ada perhatian dari Abah Bupati. Ini harapan baru bagi Bu Poniti dan anak-anaknya,” kata Mulyadi.

Mendengar hal tersebut Abah Bupati segera menuju ke lokasi untuk memberikan bantuan secara langsung.

Kehadiran langsung Abah Bupati di rumah sederhana itu disambut haru oleh Poniti. Ia tak menyangka bahwa pemimpin daerah datang sendiri ke rumahnya.

“Terima kasih, Abah Bupati. Saya enggak percaya didatangi langsung sama Abah Bupati. Terima kasih sudah peduli sama orang kecil seperti kami. Semoga Allah membalas kebaikan Abah dan semua yang bantu,” ucap Poniti sambil terisak.

“Tidak boleh ada warga yang tinggal di rumah yang mengancam keselamatannya. Ini soal kemanusiaan, dan pemerintah harus hadir. Terima kasih juga pada pendamping sosial PKH yang sudah memberikan informasi ini sehingga Ibu Poniti bisa segera menerima bantuan rumah tidak layak huni," ujar Abah Bupati.

Langkah cepat Bupati Jombang menuai apresiasi dari warga dan tokoh masyarakat setempat. Banyak pihak berharap, tindakan ini menjadi awal dari sistem yang lebih responsif dan empatik terhadap warga miskin dan rentan.

Kisah keluarga Poniti bukan sekadar potret kemiskinan. Ia adalah cermin buram dari empati yang kian memudar, dari tanggung jawab sosial yang sempat terlupakan. Kehadiran cepat pemerintah dalam kasus ini menjadi pengingat bahwa negara harus benar-benar hadir, tidak hanya saat seremoni, tapi saat air mata rakyat mengering sendiri.

Inovasi Pelayanan Administrasi Pasien Terpadu, RSUD Jombang Luncurkan PUSPITA


Beritajombang.net – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang kembali menghadirkan terobosan dalam pelayanan publik. Bertempat di Ruang Bung Hatta RSUD Jombang, Kamis (19/6/2025), Bupati Jombang H. Warsubi secara resmi melakukan soft launching PUSPITA (Pusat Pelayanan Administrasi Pasien Terpadu), sebuah inovasi layanan satu pintu untuk mempermudah masyarakat dalam mengakses berbagai layanan administratif rumah sakit.

Dalam sambutannya, Warsubi menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inovasi yang digagas RSUD Jombang. Menurutnya, kehadiran PUSPITA menandai pergeseran paradigma pelayanan rumah sakit ke arah yang lebih kolaboratif dan terintegrasi.

“PUSPITA adalah bentuk nyata komitmen kami untuk menyederhanakan proses administratif, terutama bagi masyarakat kurang mampu. Layanan ini gratis, transparan, dan ramah bagi semua kalangan, termasuk lansia dan kelompok rentan lainnya,” ujar Warsubi.

PUSPITA, lanjut Warsubi, mengintegrasikan sejumlah layanan penting, seperti informasi JKN, pengaduan, data kependudukan (melalui sistem SIDAK: Sistem Informasi Data Anggota Keluarga), legalisasi dokumen, hingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin (Yankes Maskin). 

Selain itu, lanjut dia, tersedia juga layanan dari pihak eksternal seperti Jasa Raharja, BPJS Ketenagakerjaan, dan OPD lainnya yang berperan dalam penyelesaian dokumen administratif pasien.

Salah satu unit penting dalam PUSPITA adalah PIPP (Pelayanan Informasi dan Penanganan Pengaduan), yang menjadi pusat penanganan komplain dan permintaan informasi peserta JKN. 

PIPP juga berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pasien dan pihak rumah sakit guna memastikan tidak ada informasi yang simpang siur dan keluhan dapat ditangani dengan cepat dan profesional.

Direktur RSUD Jombang, dr. Ma’murotus Sa’diyah, menjelaskan bahwa PUSPITA lahir dari evaluasi terhadap keluhan masyarakat soal rumitnya alur administrasi rumah sakit.

“Kami mendengar suara masyarakat, dan PUSPITA adalah jawaban kami. Lewat integrasi berbagai layanan ini, pasien tidak perlu lagi mondar-mandir atau bingung mencari ke mana harus mengurus administrasi. Semuanya sudah difasilitasi dalam satu tempat, satu pintu,” terangnya.

Ia menambahkan, PUSPITA juga menjadi langkah konkret RSUD Jombang dalam mewujudkan rumah sakit yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat modern.

“Ke depan, kami akan terus mengembangkan fitur-fitur layanan dalam PUSPITA dan memperluas kerja sama lintas sektor demi memastikan seluruh masyarakat mendapatkan haknya dalam layanan kesehatan yang adil dan bermartabat,” tambah dr. Ma’murotus.

Acara launching turut dihadiri oleh Wakil Bupati Jombang Gus Salmanuddin, Sekretaris Daerah Agus Purnomo, jajaran pejabat daerah, serta perwakilan BPJS Kesehatan Mojokerto dan Jombang. Suasana acara berlangsung hangat dan penuh optimisme terhadap wajah baru pelayanan kesehatan di Kabupaten Jombang.

Dengan hadirnya PUSPITA, RSUD Jombang menunjukkan bahwa inovasi pelayanan publik bukan hanya tentang teknologi, tapi juga tentang keberpihakan pada yang lemah, yang butuh dibantu, dan yang selama ini merasa dipinggirkan.

Donor Darah di Polres Jombang Hasilkan 101 Kantong Darah


Setelah bakti kesehatan dan bakti sosial, kali ini, Polres Jombang menggelar donor darah menyambut Hari Bhayangkara ke-79. Donor darah massal ini menghasilkan 101 kantong darah berbagai golongan.

Donor darah diikuti Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan dan Ketua Bhayangkari Cabang Jombang Olivia Ardi. Donor darah yang dipusatkan di Graha Bhakti Bhayangkara ini diikuti 128 personel gabungan.

Mulai dari personel Polres Jombang, polsek jajaran, Kodim 0814 Jombang, P3M, Satradar 222 TNI AU Kabuh, serta Bhayangkari Cabang Jombang. Dari total itu, 101 orang dinyatakan memenuhi syarat untuk mendonorkan darahnya.

"Donor darah ini untuk mendukung ketersediaan stok darah di PMI Kabupaten Jombang. Setiap tetes darah yang disumbangkan akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan dan menjadi harapan untuk menyelamatkan nyawa," terang Ardi di lokasi, Rabu (18/6/2025).

Donor darah massal ini menghasilkan 101 kantong darah. Terdiri dari 21 kantong golongan darah A, 37 golongan darah B, 9 golongan darah AB dan 34 kantong golongan darah O 34.

Ardi menuturkan, donor darah ini menandai semangat Polri dalam menyambut Hari Bhayangkara ke-79. Kegiatan ini juga untuk memperkuat sinergi TNI-Polri dan elemen masyarakat untuk kemanusiaan.

"Tidak hanya melalui tugas keamanan, tetapi kami juga melakukan aksi kemanusiaan yang menyentuh langsung kehidupan warga Kabupaten Jombang," tandasnya.


Bupati dan Ketua Dekranasda Jombang Dukung Batik Lokal di Bojonegoro Wastra Batik Festival 2025


Beritajombang.net - Pemerintah Kabupaten Jombang turut hadir dalam ajang Wastra Batik Bojonegoro Festival (BWBF) 2025 yang digelar di Alun-Alun Bojonegoro, Rabu (18/6/2025). Festival yang menjadi pameran batik terbesar di wilayah tersebut menampilkan 105 stan dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Jombang, Hj. Yuliati Nugrahani, hadir bersama Bupati Jombang H. Warsubi, Wakil Bupati H. Salmanudin Yazid beserta istri Ning Ema Erfina, serta Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jombang, Suwignyo.

Hj. Yuliati menegaskan pentingnya wastra sebagai identitas bangsa. “Wastra bukan sekadar kain melainkan sebuah identitas dan kebanggaan kita sebagai bangsa. Kami berharap, ke depan Jombang juga bisa membuka lebih banyak peluang kolaborasi antar daerah, sekaligus memperkuat daya saing UMKM dan perajin batik Jombang di kancah regional bahkan nasional,” ujarnya.

BWBF 2025, kata dia, tidak hanya menjadi ajang pamer karya, tetapi juga wadah edukasi, promosi, dan pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. Delapan stan di antaranya berasal dari kabupaten/kota di Jawa Tengah, memperkaya ragam wastra yang ditampilkan.

Selain menghadiri pembukaan acara, Yuliati bersama dengan ketua Dekranasda Jawa Timur, Arumi Bachsin juga turut mengunjungi beberapa stan batik yang berada di dalam lingkup pameran. 

Sementara itu, Bupati Jombang, H. Warsubi, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pengembangan sektor batik telah masuk dalam program prioritas. 

“Beberapa waktu lalu, di Jombang kami juga telah menggelar pelatihan membatik yang melibatkan generasi muda dan pelaku UMKM pemula. Ini bagian dari program 100 hari kerja, sebagai langkah awal menyiapkan regenerasi perajin batik Jombang sekaligus sebagai upaya mewujudkan 1 dusun, 1 wirausaha,” jelasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa Jombang memiliki wastra khas bernama Deles, yang mengandung filosofi kesederhanaan, ketekunan, dan nilai kejawaan. 

“Ke depan, Wastra Jombang Deles harus naik kelas. Tidak hanya dipakai dalam seremoni pemerintahan, tapi juga menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat,” imbuh Warsubi.

Senada dengan itu, Kepala Disperindag Jombang, Suwignyo, menyampaikan bahwa pihaknya akan terus mendampingi pelaku usaha batik lokal. 

“Melalui event sebesar BWBF, kita bisa melihat potensi besar dari daerah-daerah lain. Dan wastra Jombang sendiri sebenarnya tidak kalah. Kedepan, kami akan terus mengembangkan ekosistem industri kreatif, mulai dari pembinaan motif lokal, pelatihan pewarnaan alam, hingga pemasaran digital,” ujarnya.

Kehadiran jajaran Pemkab Jombang dalam festival ini dinilai sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelestarian budaya dan penguatan UMKM lokal melalui kolaborasi antar daerah.
 

.

.

.

.
Support : Tuhan Yang Maha Esa | .
Copyright © 2011. BeritaJombang.net | Portal Berita Jombang - ...
.. .. .. ..
..:p